Profil Desa Cilangkap
Ketahui informasi secara rinci Desa Cilangkap mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Menyusuri Desa Cilangkap di Gumelar, Banyumas, sebuah wilayah perbukitan yang hidup dari produksi gula aren. Di tengah tantangan kekeringan dan isolasi geografis, warganya merawat tradisi dan menyimpan pesona alam Curug Cilangkap yang tersembunyi.
-
Sentra Gula Aren Tradisional
Desa Cilangkap merupakan pusat produksi gula aren (gula kelapa) utama di Kecamatan Gumelar, di mana mayoritas penduduknya berprofesi sebagai penderes nira dan perajin gula.
-
Tantangan Kekeringan Kronis
Sebagai desa terluas dengan topografi perbukitan, Cilangkap secara rutin menghadapi masalah kekeringan dan krisis air bersih di banyak dusunnya saat musim kemarau.
-
Potensi Wisata Alam Tersembunyi
Desa ini memiliki destinasi wisata alam Curug Cilangkap yang sangat potensial namun belum terkelola, menawarkan pesona air terjun alami yang eksotis.

Terhampar di kawasan perbukitan selatan Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Desa Cilangkap adalah potret nyata dari kehidupan yang menyatu dengan ritme alam. Desa ini dikenal luas sebagai salah satu kantong utama penghasil gula aren (gula kelapa) di wilayah Banyumas, di mana aroma manis dari nira yang dimasak menjadi identitas ekonomi dan keseharian warganya. Namun di balik potensi agraris tersebut, Cilangkap berhadapan langsung dengan tantangan geografis yang tidak mudah. Topografinya yang berbukit-bukit dan lokasinya yang cukup terpencil sering kali membawa kesulitan, terutama masalah kekeringan kronis saat musim kemarau tiba. Inilah kisah Desa Cilangkap, sebuah narasi tentang ketangguhan merawat tradisi di tengah keterbatasan dan menyimpan pesona alam yang menunggu untuk diungkap.
Geografi dan Demografi: Terpencil di Perbukitan Selatan
Secara geografis, Desa Cilangkap menempati posisi di bagian selatan Kecamatan Gumelar, berbatasan langsung dengan kecamatan lain. Wilayahnya didominasi oleh kontur perbukitan yang curam dan lembah-lembah sungai, sebuah karakteristik umum di kawasan barat Banyumas. Menurut data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas, Desa Cilangkap memiliki luas wilayah sebesar 13,38 kilometer persegi (km2). Luasan ini menjadikannya sebagai desa terluas di seluruh Kecamatan Gumelar, sebuah wilayah yang membentang dengan medan yang menantang.
Desa ini berbatasan dengan beberapa desa di sekitarnya. Di sebelah utara, Cilangkap bersebelahan dengan Desa Karangkemojing, Desa Paningkaban dan Desa Gancang. Di sisi timur, wilayahnya berbatasan langsung dengan Kecamatan Pekuncen dan Kecamatan Patikraja. Sementara di sebelah selatan dan barat, berbatasan dengan Kecamatan Lumbir. Lokasinya yang berada di ujung kecamatan dan diapit oleh perbukitan membuatnya sedikit terisolasi, dengan akses yang relatif lebih sulit dibandingkan desa-desa lain di Gumelar.
Dari perspektif demografi, data BPS mencatat jumlah penduduk Desa Cilangkap sebanyak 6.402 jiwa. Dengan luas wilayahnya yang sangat besar, maka kepadatan penduduk desa ini tergolong rendah, yakni sekitar 478 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan yang rendah ini mencerminkan pola pemukiman yang menyebar dan tidak terkonsentrasi. Penduduknya mendiami dusun-dusun atau grumbul yang tersebar di punggungan dan lereng bukit, sering kali terpisah oleh lembah dan hutan. Struktur administrasi desa ini terbagi ke dalam 5 dusun, 10 Rukun Warga (RW), dan 54 Rukun Tetangga (RT), yang menjadi tulang punggung pelayanan di tengah wilayah yang luas dan terpencar.
Perekonomian Desa: Gula Aren Sebagai Penopang Utama
Nadi perekonomian Desa Cilangkap berdetak paling kencang dari aktivitas para penderes nira kelapa. Desa ini merupakan sentra produksi gula aren atau yang lebih dikenal sebagai gula kelapa oleh masyarakat lokal. Sebagian besar laki-laki di desa ini memiliki keahlian sebagai penderes, sebuah profesi yang diwariskan secara turun-temurun. Setiap pagi dan sore, mereka memanjat puluhan pohon kelapa untuk menyadap nira, cairan manis yang menjadi bahan baku utama gula.
Di dapur-dapur rumah, para perempuan kemudian mengambil alih. Mereka memasak nira selama berjam-jam di atas tungku kayu bakar hingga mengental dan menjadi gula. Gula yang dihasilkan kemudian dicetak menggunakan batok kelapa atau bambu, menghasilkan gula aren batok yang menjadi ciri khasnya. Produk gula dari Cilangkap terkenal dengan kualitasnya yang baik dan aromanya yang khas, menjadikannya komoditas yang dicari oleh para tengkulak dan pedagang dari luar daerah.
Seluruh siklus ekonomi desa sangat bergantung pada industri ini. Harga gula di pasaran menjadi penentu utama kesejahteraan warga. Selain gula, sektor pertanian lainnya juga turut berkontribusi, meskipun dalam skala yang lebih kecil. Lahan-lahan di lereng bukit dimanfaatkan untuk menanam singkong, jagung, dan tanaman palawija lainnya. Beberapa warga juga memiliki kebun cengkeh dan kapulaga. Namun, tidak ada yang dapat menandingi peran sentral gula aren sebagai penopang utama kehidupan ekonomi masyarakat Cilangkap.
Tantangan Alam: Kekeringan dan Akses Infrastruktur
Di balik manisnya gula aren, Desa Cilangkap menyimpan persoalan pelik yang datang silih berganti setiap tahun, yakni krisis air bersih atau kekeringan. Kondisi geologis perbukitan yang didominasi batuan keras menyebabkan air permukaan sulit bertahan lama. Saat musim kemarau tiba, banyak sumber mata air dan sumur warga yang mengering. Beberapa dusun, seperti Dusun Cogreg dan sekitarnya, menjadi langganan kekeringan yang parah.
Setiap tahun, warga di dusun-dusun ini harus berjuang keras untuk mendapatkan air bersih. Mereka terpaksa berjalan kaki berkilo-kilometer menuju sumber air yang tersisa di lembah sungai atau mengandalkan bantuan dropping air bersih dari pemerintah melalui BPBD Kabupaten Banyumas dan lembaga sosial lainnya. Masalah kekeringan ini tidak hanya berdampak pada kebutuhan domestik, tetapi juga pada sektor pertanian dan peternakan, membatasi potensi ekonomi yang bisa dikembangkan.
Selain kekeringan, tantangan lain yang dihadapi adalah kondisi infrastruktur, terutama jalan. Dengan wilayah yang sangat luas dan medan yang sulit, pembangunan dan pemeliharaan jalan menjadi sangat mahal dan kompleks. Beberapa jalan penghubung antar dusun masih berupa jalanan berbatu yang sulit dilalui kendaraan, terutama saat musim hujan. Kondisi ini sedikit menghambat mobilitas warga dan laju distribusi hasil bumi, termasuk gula aren, ke pasar.
Tata Kelola Pemerintahan dan Upaya Pembangunan
Pemerintah Desa Cilangkap, di bawah kepemimpinan kepala desa dan jajarannya, terus berupaya mengatasi berbagai tantangan yang ada. Prioritas utama dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) sering kali diarahkan pada dua hal: penanganan masalah air bersih dan perbaikan infrastruktur jalan.
Untuk mengatasi masalah kekeringan, berbagai upaya telah dan terus dilakukan. Pembangunan bak penampungan air hujan, perlindungan sumber mata air yang ada, serta pengajuan program pipanisasi air bersih dari sumber yang lebih jauh menjadi agenda rutin pemerintah desa. Program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) menjadi salah satu solusi yang diandalkan untuk menyediakan akses air yang lebih berkelanjutan bagi dusun-dusun rawan kekeringan.
Di bidang infrastruktur, pembangunan jalan rabat beton dan pengaspalan jalan dilakukan secara bertahap sesuai skala prioritas dan ketersediaan anggaran. Program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) sering dimanfaatkan untuk melibatkan warga secara langsung dalam pembangunan, memberikan mereka penghasilan tambahan sekaligus menumbuhkan rasa memiliki terhadap infrastruktur yang dibangun. Selain itu, pemerintah desa juga aktif berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk mengusulkan perbaikan jalan poros desa dan penanganan bencana lainnya, seperti tanah longsor yang juga berpotensi terjadi di beberapa titik.
Potensi Tersembunyi: Pesona Curug Cilangkap
Di tengah berbagai tantangan, Desa Cilangkap menyimpan sebuah permata alam yang masih tersembunyi, yaitu Curug Cilangkap. Air terjun ini terletak di salah satu sudut desa yang masih sangat asri dan alami. Dikelilingi oleh tebing bebatuan dan pepohonan hijau yang rimbun, Curug Cilangkap menawarkan pemandangan yang eksotis dan suasana yang menenangkan. Airnya yang jernih dan dingin mengalir deras, menciptakan kolam alami di bawahnya yang sangat menggoda untuk dijelajahi.
Saat ini, Curug Cilangkap belum dikelola secara profesional sebagai destinasi wisata. Akses menuju lokasi masih berupa jalan setapak yang cukup menantang, menjadikannya sebagai tujuan bagi para pencinta petualangan dan penjelajah alam sejati. Namun, keberadaannya merupakan potensi yang sangat besar bagi pengembangan pariwisata desa di masa depan.
Dengan pengelolaan yang baik oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan dukungan pemerintah desa, Curug Cilangkap dapat dikembangkan menjadi destinasi ekowisata andalan. Pengembangan ini dapat dipadukan dengan agrowisata gula aren, di mana pengunjung tidak hanya menikmati keindahan air terjun, tetapi juga dapat melihat langsung proses pembuatan gula aren secara tradisional. Paket wisata semacam ini akan memberikan sumber pendapatan alternatif bagi warga, membuka lapangan kerja baru, dan secara perlahan mengangkat nama Desa Cilangkap di kancah pariwisata Banyumas, tanpa harus meninggalkan identitas agrarisnya yang kuat.